MUTIARAMEDIA.COM, SUMBA TIMUR – Hari Ketiga Uji Coba Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) salah satu sekolah, SD Inpres Waingapu 3 yang ditemukan daging mentah dan menjadi viral setelah diunggah lewat media sosial pada Rabu 19 Februari 2025.
Keesokan harinya, Tim MUTIARAMEDIA.COM mencoba mendatangi sekolah tersebut untuk mengkonfirmasi kebenaran postingan daging mentah tersebut dalam kotak MBG yang sempat viral itu pada Kamis 20 Februari 2025 pagi.
Kepala SDI Waingapu 3, Hamuli Ngguna Manggil didampingi Wakil Kepsek, Getrudis RA. Puru sangat mengapresiasi dan mengizinkan pelajar bersangkutan didampingi wali kelasnya untuk memberikan keterangan resmi terkait temuan daging mentah dalam kotak makanan bergizi dimaksud.
Pelajar tersebut bernama RNTL yang akrab disapa Tasya yang saat ini duduk di Kelas VI A, didampingi guru Wali Kelasnya, Emirenciana Mite, mulai bercerita asal mula menemukan daging mentah di dalam kotak makanan sehat yang didapatkannya di hari ketiga uji coba program MBG di sekolah itu.
Tasya mengatakan, sebelum dibagikan makanan sehat, dia sempat membeli nasi bungkus di Kantin Sekolah, dan lauknya telur dan mie.
Setelah itu, Tasya kembali ke kelasnya lalu memakan jajanan yang dibelinya.
Saat sedang memakan jajanan itu, wali kelasnya datang ke kelas untuk membagikan makanan sehat yang sudah disiapkan oleh Tim Badan Gizi Sumba Timur, sehingga para pelajar sangat antusias mengambilnya lalu menyantapnya.
Tasya saat itu sementara memakan jajanan, sehingga belum menyentuh kotak makanan sehat yang telah didapatkannya, sementara teman-temannya sudah memakan makanan sehat itu.
Tak lama berselang, Tasya mendengar salah satu temannya berteriak bahwa daging mentah, dan memintanya untuk memeriksa kondisi daging di dalam kotak makanan sehat miliknya.
Saat dibuka, di dalam isi kotak makanan sehat tersebut terdapat nasi, sayuran, dan sepotong daging ayam, serta buah pisang.
Kemudian Tasya mengecek daging ayam itu, dari tampilan luar terlihat wajar, namun setelah dicek kembali, bagian dalamnya masih merah dan ada darahnya alias mentah sehingga tidak bisa dikonsumsi.
Temannya juga mendapatkan lauk daging ayam yang sama, namun tidak peduli dan tetap memakannya sampai habis, akan tetapi temuan itu membuat Tasya batal memakan makanan sehat itu, dan segera melaporkan ke guru wali kelasnya, sehingga langsung melaporkannya kepada kepala sekolah agar mengetahui kondisi tersebut.
Ambil Foto dan Video Daging Mentah
Wali Kelas VI A, Emirenciana Mite mengungkapkan hal serupa, pembagian makanan sehat itu saat istirahat pertama, dan sebagian besar pelajar sudah beli jajanan di kantin.
Saat itu, ada panggilan dari Kantor untuk membagikan jatah makanan sehat, sehingga Emirenciana dibantu beberapa pelajar pergi mengambil jatah makanan sehat untuk semua pelajar di kelasnya.
Sampai di kelas, dia meminta semua pelajar duduk di tempat masing-masing lalu membagikan makanan sehat itu satu per-satu kepada semua pelajar di dalam kelas tersebut.
Sebelum makan, Emerenciana meminta agar para pelajar memeriksa kondisi nasi dan lauk di dalam kotak makanan, dengan maksud jika ada kekurangan dapat melaporkan kepada guru dan pihak sekolah.
“usai membagikan makanan sehat kepada para pelajar, saya langsung izin ke kamar mandi, dan tak lama berselang, dua orang murid datang memberitahukannya bahwa Tasya mendapatkan lauk daging mentah dan masih ada darahnya.
“Saya dapat kabar pelajar di kelasnya mendapat lauk daging mentah, sehingga saya langsung bergegas ke kelas untuk konfirmasi, dan memang benar daging ayamnya masih mentah dan berdarah, sehingga langsung meminta Tasya agar tidak memakannya dan membawanya ke depan kelas,” terang Emerenciana.
Terhadap kotak makanan itu, dia juga sempat foto dan mengambil video, bahkan beberapa pelajar juga mengeluhkan sempat mual saat melihat daging berdarah, sehingga tidak lagi memakan habis makanan sehat tersebut, sehingga Emerenciana memakluminya dan meminta anak-anak tidak lagi memakannya.
Terhadap makanan berdaging mentah, Emerenciana langsung bergegas menuju ruangan Kepala Sekolah untuk melaporkan kejadian temuan tersebut, agar pihak sekolah mengambil kebijakan.
Sempat Ditegur Penyedia MBG
Tak lama berselang, Emerinciana dipanggil ke ruang Kepala Sekolah, karena ada orang yang ingin bertemu dan meminta foto daging mentah itu.
Bukan hanya itu, Emerenciana juga mendapat tamu beberapa orang tentara dan Tim Gizi Program MBG juga sudah menunggu.
Emerenciana duduk bersama Wakil Kepala sekolah, dan beberapa guru serta kepala sekolah yang menjelaskan kejadian daging mentah itu.
Setelah bercerita, seorang ibu dari Tim Gizi MBG, langsung merespon dengan nada kesal, mempertanyakan tindakan Emerenciana yang langsung memposting lauk daging mentah di media sosial hingga menjadi viral, serta mengancam akan melaporkannya ke polisi.
Emerenciana langsung merespon silahan jika ingin lapor polisi, karena dirinya dalam posisi benar dan tidak merekayasa temuan daging mentah itu.
Orang itu langsung memelankan nada bicaranya, kemudian mengaku dirinya sebagai pengelola program makanan sehat, dan juga didampingi ahli gizi, sehingga jika ada temuan dan kekurangan maka pihak sekolah dapat melaporkan kepada Tim Program MBG.
“Jika ada masalah seperti ini, kami minta segera informasikan kepada kami, jangan langsung menyebarluaskan di media sosial, dan postingan itu sudah viral dimana-mana,” ujar Emerenciana mengulang perkataan pihak penyedia tersebut.
Emerensiana juga merasa kesal karena ditekan oleh penyedia program MBG, dan mengatakan bahwa dirinya bukan anak kecil sehingga tidak sepatutnya dirinya ditunjuk-tunjuk seperti itu.
Namun demikian, pihak penyedia akhirnya meminta maaf demikian pula pihak sekolah juga meminta agar perlu melakukan evaluasi agar kedepannya tidak terjadi kesalahan dan kelalaian dalam menyajikan makanan sehat Program MBG itu.
Bantah Rekayasa Daging Mentah
Kepala SD Inpres Waingapu 3, Hamuli Ngguna Manggil mengatakan sangat bersyukur dan mendukung Program MBG yang digagas oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.Awalnya, Tim Program MBG datang ke sekolah pada Sabtu (15/2) lalu dan menginformasikan pelaksanaan MBG mulai dilaksanakan pada Senin (17/2).
Atas informasi tersebut, pihak sekolah mengumumkan kepada para pelajar, dan meminta agar membawa sendiri sendok dan air minum dari rumah.
Saat uji coba hari pertama, Tim MBG membawa makanan sehat sesuai jumlah murid 291 orang, dan berjalan dengan baik, tapi ada kotak yang makanannya kurang matang, namun pihak sekolah tidak mempermasalahkannya.
Demikian hari kedua, jumlahnya berkurang sekitar 50 paket makanan sehat untuk kelas I dan II saja, sedangkan kelas III – VI tidak mendapatkannya.
Hari ketiga, jumlahnya diantar sesuai jumlah anak 291 orang, namun ada temuan dua kotak makanan yang dagingnya masih berdarah, tapi salah satu kotak sudah dimakan, sedangkan lainnya tidak.
Hamuli menambahkan informasi itu diketahui setelah Wali Kelas VI A yang datang memberitahukan adanya daging mentah dalam kotak makanan sehat itu, sehingga dia langsung memfoto kondisi makanan itu lalu menutup kotak dan menyimpannya.
Fakta demikian yang ditemukan itu, bukan maksud sekolah ingin mencari kesalahan penyedia MBG, atau tidak mendukung program program Presiden RI.
Namun pihak sekolah juga bertanggungjawab kepada orangtua murid, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah konsumsi makanan bergizi tersebut.
“Kami ingin pihak pengelola MBG yang kurang puas, datang ke sekolah untuk menanyakan masalah tersebut, mulai dari rambut di dalam makanan, jumah makanan kurang, hingga daging mentah, bahkan ada kesan dari pihak pengelola MBG yang cenderung menyalahkan sekolah seolah merekayasa makanan daging mentah, sedangkan durasi waktu distribusi makanan hingga sampai ke tangan para pelajar kurang dari setengah jam,” tegas Hamuli.
Sebagai kepala sekolah yang bertanggungjawab atas semua pelajar, Pihaknya tidak menerima cara yang dipakai oleh pengelola MBG yang terkesan mencuci tangan dan cenderung menyalahkan pihak sekolah dengan tuduhan merekayasa atau mengada-ada masalah tersebut.
“Kami tidak pernah mengarang atau merekayasa temuan daging mentah di dalam kotak makanan sehat tersebut, karena faktanya demikian, sehingga kami ingin pihak penyedia lebih teliti dan cermat sehingga kedepannya program MBG berjalan dengan baik dan lancar,” pintanya. (MM/Red)