Example 728x250
BeritahumanioraKesehatanpendidikan

Insiden Mual, Muntah dan Pusing Dialami Pelajar SD di Sumba Timur Saat Uji Coba Program MBG Hari Kedua

44
×

Insiden Mual, Muntah dan Pusing Dialami Pelajar SD di Sumba Timur Saat Uji Coba Program MBG Hari Kedua

Sebarkan artikel ini

MUTIARAMEDIA.COM, SUMBA TIMUR – Hari kedua uji coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar tingkat sekolah dasar di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur mengami Insiden, Selasa 18 Februari 2025.

Pasalnya, sekitar 29 orang pelajar SD Katolik Andaluri mengeluhkan sakit mual, muntah, pusing, dan sakit perut usai menyantap makanan yang dibagikan tersebut.

Kejadian sakit tersebut membuat pihak sekolah panik dan para orangtua langsung datang ke sekolah untuk menjemput anaknya yang mengalami gejala ringan.

Sementara itu, belasan anak lainnya, melalui pihak sekolah yang langsung menghubungi pihak medis agar mendapatkan penanganan medis oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Waingapu.

Pihak Polres Sumba Timur juga telah mengumpulkan sampel makanan yang dibagikan pada hari itu untuk kepentingan penyelidikan, dan melakukan uji laboratorium.

Kepala SD Katolik Andaluri, Fransiskus Xaverius Geroda mengatakan gejala awal dialami oleh beberapa pelajar betupa mual dan pusing.

Namun setelah itu, jumlah anak yang mengalami gejala serupa juga  basi.

“Pembagian MBG dilakukan dan sekitar pukul 09.15 Wita sudah mulai makan, dan itu belum kejadian, kemudian kelas III hingga Kelas VI mulai makan pada pukul 11.00 Wita. Akan tetapi sekitar 10 menit kemudian, ada dua anak yang mengeluh mual, pening atau pusing. Lalu sekitar pukul 12.00 Wita, anak yang mengalami mual dan pusing jumlahnya terus bertambah, sehingga langsung dibawa ke ruang Kepala Sekolah untuk diberikan penanganan P3K,” jelas Fransiskus.

Demikian juga kondisi makanan, banyak siswa mengeluh mie basi, telur dan tempe rasanya tidak enak lagi untuk dikonsumsi.

Tunggu Hasil Lab

Ahli Gizi Program MBG, Alletha Sodakain mengatakan akan mengevaluasi  uji coba MBG demi mengantisipasi insiden serupa.

Aleta juga juga meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil laboratorium yang akan menentukan apakah memang ada unsur keracunan dalam makanan tersebut.

“Kami sudah kirim sampel makanan tersebut ke Laboratorium BPOM, dan masih tunggu hasilnya yang akan menentukan, dan semuanya masih dugaan, sehingga masyarakat jangan membuat opini liar yang meresahkan,” pinta Alleta.

Minta Evaluasi Program MBG

Sementara itu, Ketua Komite SD Katolik Andaluri, Yusuf Wilyanto Umbu Tay, mengaku prihatin terhadap insiden puluhan siswa alami gangguan Kesehatan seperti mual, muntah, pusing dan sakit perut usai menyantap

Yusuf mengatakan, kehadiran Program MBG memberikan dampak positif bagi kesehatan dan tumbuh kembang generasi muda.

Namun Insiden tersebut, penyedia penyedia makanan harus lebih waspada dan lakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

“Harapan kami selaku orang tua supaya kali-kali berikut hal ini tidak terjadi lagi. Mereka-mereka yang mengurus ini tolong berkoordinasi secara baik supaya apa yang terjadi kali ini tidak terulang kembali,”pungkasnya. (MM/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *