Example 728x250
Beritahumaniora

Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, BBKSDA NTT Ajak Masyarakat Lestarikan Lingkungan dan Pulihkan Ekosistem Lahan Basah

51
×

Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, BBKSDA NTT Ajak Masyarakat Lestarikan Lingkungan dan Pulihkan Ekosistem Lahan Basah

Sebarkan artikel ini

MUTIARAMEDIA.COM, KUPANG – Memperingati Hari Lahan Basah sedunia atau WorldWetland Days (WWD), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT melakukan kegiatan pengamatan burung air dan penanaman mangrove.

Kegiatan tersebut melibatkab masyarakat dan mahasiswa Universitas Nusa Cendana dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang, KTH Dalek Esa, dan masyarakat sekitar di hutan mangrove, TWAL Teluk Kupang di Desa Tanah Merah, pada Senin 3 Februari 2025.

Tujuan penanaman mangrove bagian dari partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem lahan basah.

Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud dalam rilis yang diterima MUTIARAMEDIA.COM, menyampaikan Tema peringatan lahan basah tahun ini adalah “Protecting wetlands for our common future” yang diadopsi menjadi baris tera (tagline) “Jaga Lahan Basah untuk Masa Depan yang Cerah” yang digunakan untuk memperingati WWD 2025 di Indonesia.

Pada kampaye WWD 2025 ini mengangkat pesan utama berupa Kesadaran untuk menghentikan pencemaran pada lahan basah,  Pelestarian dan pengelolaan berkelanjutan dari lahan basah, dan Partisipasi dalam pemulihan ekosistem lahan basah. Balai Besar KSDA NTT dalam rangka peringatan WWD 2025 melaksanakan kampanye untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya lahan basah.

“Kami melaksanakan melaksanakan sosialiasi pada acara CFD (Car Free Day) di Jalan Eltari Kota Kupang pada tanggal 1 Februari 2025 dengan menyerukan pentingnya perlindungan terhadap lahan basah serta mengenalkan kepada masyarakat kota kupang tentang situs ramsar ke-8,” ungkap Arief.

Salah satu dari 8 situs ramsar di Indonesia adalah Taman Wisata Alam (TWA) Menipo yang ditetapkan sebagai situs ramsar kedelapan di Indonesia pada tanggal 22 April 2024.

Kawasan situs ramsar TWA Menipo terletak di Desa Enoraen Kecamatan Amarasi Timur Kabupaten Kupang, pesisir Kawasan ini meliputi hutan bakau dan lumpur pasang surut, pasir, dan dataran garam.

Situs tersebut meliputi Pulau Menipo, yang terpisah dari Pulau Timor oleh selat sempit dan memiliki danau dan rawa air tawar. Pulau Menipo menyediakan habitat bagi spesies tumbuhan yang rentan dan terancam punah.

Selama puncak musim kemarau, rawa permanen di Pulau tersebut menyediakan tempat berlindung bagi satwa liar. Dataran pasir situs tersebut menyediakan habitat bersarang bagi tiga spesies penyu yang terancam punah, antara lain: Penyu Sisik, Penyu Hijau dan Penyu Lekang.

Burung yang bermigrasi menggunakan dataran lumpur sebagai habitat batu loncatan, dan Situs tersebut menyediakan tempat mencari makan bagi kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea parvula) dan Rusa Timor (Rusa timorensis).

Masyarakat setempat percaya bahwa daerah tersebut tidak boleh dirusak; Pulau tersebut dianggap sakral dan menjadi tempat upacara adat. Mereka mengumpulkan kepiting dan kerang untuk mendukung mata pencaharian dan memperoleh pendapatan dengan menyewakan perahu kepada wisatawan dan pengunjung lainnya.

Selain itu, Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur juga melakukan pengelolaan pada kawasan lahan basah lainnya yaitu Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang, Suaka Margasatwa (SM) Danau Tuadale, TWAL Gugus Pulau Teluk Maumere, Cagar Alam (CA) Hutan Bakau Maubesi, Danau Ranamese di TWA Ruteng serta pengelolaan area preservasi pada Danau Ledulu dan Danau Lendoen sebagai habitat kura-kura Rote.

Peringatan hari lahan basah dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lahan basah, untuk merayakan peran lahan basah untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta untuk mengakui pentingnya lahan basah bagi keanekaragaman hayati, air bersih, perlindungan banjir dan peluang wisata.

Definisi Lahan basah sesuai Konvensi Ramsar adalah wilayah payau, rawa, lahan gambut atau perairan, Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Besar Sertifikasi Elektronik (BSrE), Badan Siber dan Sandi Negara 1 / 2 1 / 2 baik alami atau buatan, permanen atau sementara, dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya pada saat air surut tidak melebihi enam meter.

Lahan basah ini merupakan suatu ekosistem dimana air memiliki peranan utama dalam mendukung berbagai spesies baik satwa maupun tumbuhan.

BBKSDA NTT juga menjangkau generasi muda baik anak-anak maupun remaja pada kegiatan kampanye tersebut juga diselenggarakan kegiatan mewarnai, permainan dan kuis.

Para pengunjung yang berpartisipasi juga diberikan hadiah dan merchandise menarik berupa kaos, tumbler, gelas dan stiker. (tia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *